Gajah terbang menuju asal suara, dia ingin tahu darimana
asal alunan lagu indah itu. Barisan semut berenang melintasi lautan, bergegas,
agar bisa turut pesta. La… La… La… Na… Na… Na…. Suara Putri Ayam melantun
dengan indah. Paman Sapi dan Paman Kuda menghentak-hentakkan kaki mereka
mengikuti lagu yang dimainkan Putri Ayam. Pestapun menjadi lebih ramai. Apalagi
Paman Domba dan kawan-kawannya terlihat lucu dengan menggerak-gerakkan
kepalanya ke kiri dan ke kanan. Bibi Kelinci, sibuk menyiapkan makanan.
Suasana pesta semakin meriah. Semua tamu bertepuk tangan dan
memuji suara indah Putri Ayam. Kakek Beo, Bibi Kudanil, Buaya, semuanya memuji
Sang Putri dan meminta agar Putri bernyanyi lagi dan lagi. Merasa memiliki
suara paling indah, Sang Putri semakin lantang bernyanyi. Dia terus bernyanyi
dan bernyanyi hingga suaranya parau. Namun para tamu terus memintanya
bernyanyi. Putri Ayam tak mau mengecewakan mereka, selain itu dia takut
kehilangan ketenarannya. Namun apa yang terjadi kemudian? Karena Putri Ayam
memaksakan diri untuk bernyanyi, pita suaranyapun rusak. Hingga suara indahnya
itu akhirnya lenyap. Ah, Sang Putri kehilangan suaranya! Para tamu kecewa, satu
persatu mereka meninggalkan Putri Ayam sendiri.
Tinggallah sekarang Putri Ayam sendiri. Dia sedih, dia ingin
suara indahnya kembali. Putri Ayam teringat pada kawannya, Pangeran Jago.
Setiap pagi, Putri Ayam selalu mendengar Pangeran Jago bernyanyi. Putri Ayam
pergi menuju rumah Pangeran Jago, dan meminta Pangeran Jago melatihnya
bernyanyi. ”Kukuruyuk….! Kukuruyuk…!” Suara Pangeran Jago setiap pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar