Minggu, 10 Maret 2013

Persahabatan

Namaku Dita, aku bersekolah di SMP Katulistiwa, kelas 8. Aku punya sahabat bernama Sessi, orangnya cantik, supel, dan pintar. Selama bersahabat dengannya tidak pernah aku merasa dirugikan atau disakiti. Ya, kami saling manghargai, saling percaya dan terbuka. Tak pernah sekalipun kami bertengkar.

Tapi sekarang kami menjadi seperti orang asing. Kami duduk tidak sebangku lagi, bahkan saling menyapapun tak pernah. Ini semua salah aku, memang. Aku bodoh, mengapa harus bersaing dengannya soal cowok?

Danny, kenapa sih anak itu mesti ganggu aku? Kirimi aku salam lewat Indra. Dan Indra lagi, kenapa pula harus teriak waktu menyampaikan pesan Danny. Bodoh!

Danny memang cakep, keren, populer lagi. Tapi walau bagaimanapun aku enggak suka. Aku belum mau pacaran, aku mau konsentrasi belajar. Aku tidak mau nilaiku jelek karena terganggu belajar. Tapi sekarang di kelas suasananya sudah terasa kurang enak. Setiap bertemu Sessi aku selalu merasa bersalah. Padahal, aku kan enggak salah. huuh..., pusing.

***

Aku Sessi, anak kelas 8 di SMP Katulistiwa. Aku suka punya banyak teman, baik laki-laki atau perempuan. Tapi walaupun temanku banyak, cuma Dita teman terdekatku. Apapun selalu aku katakan padanya, tentang ketertarikanku pada Danny,  tentang kegembiraanku, kesedihanku, pokoknya semuanya. Aku percaya padanya, karena kami sudah bersahabat sejak hari pertama masuk sekolah ini, dulu.

Sayang, sekarang aku harus menjauhi Dita, karena aku yakin Dita juga suka pada Danny. Sebagai sahabat aku harus mengalah. Toh cowok di dunia ini bukan cuma Danny. Masih banyak lah..., enggak bakalan habis.
Oh ya, kenapa sampai sekarang Dita terlihat murung, ya? Apa Danny menyakiti dia? Awas saja kalau iya.

Sampai sekarang aku masih sayang Dita. Tapi sejak Indra bilang kalau Danny titip salam buat Dita, aku tahu diri. Lebih baik aku mundur daripada menghalangi perasaan mereka. Biarlah, moga Dita menganggap curhatku soal Danny cuma ayam yang berkokok pagi hari. Pokoknya aku senang kalau Dita bahagia. Itu saja.

***

Danny Fauzan, itu namaku. Aku suka Sessi dan Dita karena mereka berdua memiliki rasa persahabatan yang tinggi. Aku senang melihat mereka selalu bersama dan kompak dalam segala sesuatu. Persahabatan mereka mengingatkanku pada Galih. Seorang sahabat yang tak akan pernah aku lupakan. Semoga Galih tenang di alam sana. Aamiin ....

"Sorry aku telat, Dan. Biasa..., kamu tau kan Pak Irwan itu fans aku. Beliau tambahin sedikit jam pelajarannya khusus buat aku." Ujar Indra sambil cengengesan.

"Iya, aku tau kalo Pak Indra ngefans berat sama kamu. Makanya setiap ulangan, anak lain satu kali, kamu dua kali! Huh...! Payah! Belajar dong! Ha ha ha ...."  Enak sekali rasanya aku bisa menertawakan Indra. Dan yang ditertawakan kelihatannya malah makin sombong.

"Eit, tanpa belajarpun nilaiku bagus, kok. Kemarin, aku kurang beruntung aja," jawab Indra dengan entengnya.

Ah, dasar. "Eh, Dra..., kamu lihat Sessi, gak? Titip salam buat dia, ya? Yuk ah, aku duluan. Bye!"

"Tapi, Dan...!"
"Sudah! Nanti sore aku ke rumahmu, Ndra!"

Sessi, Dita, semoga persahabatan kalian terus terjalin. Seperti aku yang kini sudah menemukan sosok pengganti Galih.



 

Belajar Menulis cerpen

Mengajarkan anak-anak dan remaja menulis, itu
tujuan pengelola. Di foto-foto ini, tampak anak-anak BBR sedang asyik menulis cerpen. Ternyata mengarang itu asyik, kata mereka. Iya lah, jangan dibawa stress, hihihi.


Diharapkan, nanti jika mendapatkan tugas mengarang dari guru di sekolah, mereka bisa dengan mudah mengerjakannya.

Tujuan lain dari pengelola juga, semoga kelak, mereka bisa menjadi penulis dan tentunya selalu gemar membaca.

Ya, cara kita yang santai tentunya akan membuat mereka betah dan tidak merasa digurui. Lihat saja, ada yang sambil smsan. :D